Terdapat masing-masing kelebihan dan kekurangan dari membeli restoran yang sudah ada, mengajukan kontrak waralaba, atau membangun restoran sendiri dari nol. Idealnya, sebagian besar calon pengusaha ingin membangun bisnisnya sendiri, namun opsi ini mempunyai kelemahan tersendiri seperti harus membangun costumer base, merekrut staf, memberikan pelatihan, menulis laporan keuangan, dan mempromosikan bisnis.
Kamu harus mempertimbangkan tujuan, pengalaman usaha, pengetahuan, dan keterampilanmu di bidang kuliner. Waralaba biasanya suka memberikan pelatihan dan peralatan untuk mempermudah pekerjaan, namun tidak mengurangi jumlah pekerjaan yang dibutuhkan oleh kepemilikan restoran. Menurut Webrestraurantstore.com, terdapat risiko tersendiri dari membeli restoran waralaba atau restoran independen. Kamu bisa lebih leluasa berkreasi bila menjadi pemilik independen, namun tanggung jawab yang diemban lebih besar. Sedangkan bila memilih restoran waralaba, kamu harus punya sumber finansial yang besar, namun urusan manajemennya akan diatur oleh pewaralaba (franchisor) karena sudah terbukti rekam jejaknya.
Membeli Restoran yang Ada
Dengan membeli restoran yang ada, kamu tidak perlu lagi membangun costumer base dan melambungkan nama restoran. Namun, banyak restoran di luar sana yang reputasinya tidak bagus, dan mengubah reputasi sebuah restoran bukanlah perkara yang mudah. Beberapa memiliki karyawan kesal yang mungkin cemas dengan perubahan tersebut. Jam buka dan detail kuliner yang ada mungkin tidak sesuai dengan rencana Anda. Ini cukup mudah untuk mengubah jam dan menu tapi melakukannya bisa menghabiskan biaya pelanggan dan karyawan.
Teliti Sebelum Membeli Restoran
Kamu perlu bertanya alasan mengapa restoran tersebut dijual. Terdapat dua alasan utama mengapa pemilik restoran menjual bisnisnya: pribadi dan bisnis. Yang termasuk dalam alasan pribadi yaitu: masalah kesehatan, ingin pensiun, atau alasan lain seperti ingin melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Sedangkan yang termasuk dalam alasan bisnis adalah: penghasilan tidak memuaskan, terjadi perpindahan penduduk sehingga costumer base berkurang, atau sedang butuh uang cepat.
Alasan bisnis memang bikin khawatir, tapi bukan berarti harus batal membeli restoran. Dua alasan pertama merupakan tanda peringatan. Tanya dulu kepada pemiliknya apakah kamu boleh melihat laporan keuangan untuk mencari tahu berapa jumlah penjualan kotor, biaya perawatan, gaji, dan penghasilan. Kamu harus tahu rekam penjualan dan penghasilannya: apakah stabil, meningkat, atau menurun. Kalau pemilik tidak mau memperlihatkan laporan keuangan atau berbohong mengenai pendapatannya, kamu lebih baik tidak usah membeli restoran tersebut. Hal penting lainnya yang harus dipahami yaitu:
- Lokasi, rekam penjualan, dan potensi pertumbuhan
- Analisis mendalam tentang rencana bisnis dan sumber finansialmu untuk melihat apakah sudah cocok dengan restoran yang ingin dibeli
- Pertimbangan mengenai hipotek: apakah sudah termasuk dalam anggaran restoran?
- Mencari tahu seberapa stabil lingkungan sekitar dan apakah di sana sedang ada pembangunan besar-besaran
- Kalau bisa temui pemilik bangunan dan tanya apakah dia setuju dengan sewa jangka panjang
Kamu Akan Kehilangan Beberapa Pelanggan dan Staf Restoran
Bahkan saat sedang berada di puncak kejayaannya, staf restoran jarang memperlihatkan kesetiaan dalam jangka panjang. Perubahan dalam manajemen selalu berimbas pada adanya pembelotan dari staf. Selain itu, beberapa pelanggan sudah nyaman dengan pemilik restoran sebelumnya. Kalau pemiliknya berubah, mereka tidak akan datang ke restoran itu lagi. Kamu harus melakukan marketing dan mencari staf baru untuk mengatasi masalah ini.
Kamu mungkin perlu membuat perubahaan penting - seperti menciptakan menu baru atau mengubah harga dengan teknik rekayasa menu - sebelum mengambil alih restoran yang ada. Idealnya sih, orang yang menjual restoran bersedia bekerja sama denganmu sehingga kamu mengetahui restoran tersebut lebih baik dan bertemu dengan pelanggan reguler. Namun, banyak pemilik restoran yang lebih suka merahasiakan penjualannya. Pemilik restoran tersebut mungkin sulit untuk diajak bekerja sama, sehingga kamu tidak bisa meminta bantuan selain dari yang sudah disetujui dalam kontrak.
Memilih Restoran Waralaba
Banyak calon pemilik restoran yang tertarik untuk mengajukan kontrak dengan waralaba yang sukses. Nama yang sudah dikenal, pelayanan yang bagus, hidangan yang lezat, pasokan bahan yang sudah tersedia, dan program marketing yang terstruktur menjamin kesuksesanmu. Kalau sudah sukses, kamu bisa lebih mudah mengembangkan bisnismu. Banyak pemilik waralaba memiliki lebih dari satu waralaba. Sekarang ini, pewaralaba mencari investor kaya yang bisa mengembangkan lebih dari satu cabang. Kalau kamu berhasil membeli waralaba, sebagian besar pewaralaba akan membantumu dalam mengembangkan bisnismu.
Kelebihan dan Kekurangan dari Restoran Waralaba
Kelebihan dari restoran waralaba yaitu namanya sudah dikenal orang dan penjualannya sudah terbukti. Karena itulah investor tradisional lebih suka memberi modal kepada waralaba. Kamu bisa memverifikasi kondisi finansial waralaba terdekat. Banyak pemilik yang bersedia berbagi informasi.
Namun, tidak ada yang namanya jaminan mutlak. Sejumlah waralaba sengaja menguasai pasar, jadi kamu harus bersaing dengan waralaba lain yang lokasinya tidak jauh darimu. Investasi awal biasanya sangat tinggi dikarenakan semua peralatan harus distandarisasi. Sebagian besar pewaralaba bersedia memberikan pelatihan dan dukungan. Namun, masalah di bawah ini bisa membuatmu berpikir dua kali sebelum membeli waralaba:
- Harus berususan dengan regulasi zona setempat
- Sulit mempertahankan staf restoran karena upahnya tidak besar
- Banyak saingan namun minim keuntungan, dan sangat bergantung pada tingginya jumlah penjualan kotor
- Jam kerja pemilik/pengelola waralaba merupakan salah satu yang paling lama dalam industri makanan
- Kurangnya kebebasan dalam memilih pemasok dan menu
- Tidak bisa memilih sistem POS yang diinginkan
Kamu biasanya harus menggunakan sistem POS (kasir) yang membutuhkan alat seperti terminal, monitor, dan printer. Sebagian besar waralaba menawarkan layanan tanpa turun (lantatur), jadi kamu harus menganggarkan dana untuk membeli peralatannya.
Sebelum membeli waralaba, ada baiknya kamu mempelajari dulu finansial, lokasi, dan rencana ke depannya. Kalau ada saingan, costumer base-mu bisa terganggu. Umumnya dalam kontrak penjanjian waralaba, kamu diberi jaminan berupa wilayah eksklusif untuk dirimu sendiri selama beberapa tahun.
Membuka Restoran Sendiri
Kalau kamu kesulitan dalam membiayai restoran, kamu tidak bisa mendapat penghasilan yang cukup untuk bertahan dalam beberapa bulan pertama karena belum punya pelanggan tetap. Butuh waktu agar restoranmu dikenali oleh orang lain. Selain itu, kamu akan kesulitan mendapat bantuan modal kalau konsep restorannya tidak jelas dan tim manajemennya kurang berpengalaman.
Tindakan terbaik yang harus kamu lakukan sebelum membuka restoran yaitu meneliti dulu lokasi dan lingkungan sekitar, menghitung biaya desain dan peralatan, serta membuat rancangan bisnis yang mantap. Malahan, apa pun itu jenis restoranmu, kamu tetap butuh rencana bisnis. Untungnya, kamu bisa membandingkan harga, dan memilih pemasok yang paling terjangkau harganya, menghubungi petani lokal untuk layanan farm-to-table, dan memilih sistem POS yang sesuai dengan anggaran dan konsep restoranmu.
Kunjungi artikel lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam memulai restoran yang unik. Artikel-artikel tersebut bisa memberimu pengetahuan yang berharga tentang menjalankan bisnis restoran waralaba atau restoran yang sudah ada.
Marketing saja tidak cukup untuk mengatasi masalah seperti perubahan penduduk atau akses yang sulit menuju restoranmu. Marketing bisa memberikan penghasilan tambahan dan memberi restoranmu awal yang bagus. Dengan merenovasi restoran lama, kamu bisa menghidupkan suasana baru ke dalam wilayah tersebut kalau bisa bertahan sampai restoranmu benar-benar stabil. Terdapat hal lain yang bisa dipertimbangkan saat memilih membeli waralaba, restoran lama, atau membangun restoran baru nan unik dari awal menggunakan idemu sendiri.